Teknik pengangkatan fluida reservoir kepermukaan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan metode sembur alam (Natural Flow) atau metode pengangkatan buatan (Artificial Lift) yang akan diterapkan apabila tekanan reservoir sudah tidak mampu lagi mengangkat fluida reservoir kepermukaan. Metode pengangkatan buatan menggunakan pompa (ESP).
Natural Flowing
Natural Flowing adalah sumur yang dapat mengangkat fluida ke permukaan
dengan sendirinya tanpa dibantu oleh sebuah unit pompa karena tekanan
reservoirnya masih besar. Pada sumur natural flowing biasanya memiliki
water cut/ rata-rata kandungan airnya 0%. Pada sumur seperti ini
memiliki tekanan reservoir yang besar sehinnga untuk mengatur fluida
yang keluar dengan mengatur chock pada x-mast tree. Safety device pada
sumur natural flowing ini adalah sssv (sub-surface safety valve). SSSV
ini digunakan untuk keamanan dimana pressure pada sumur tidak akan
melebihi set point yang telah ditentukan.
Untuk peralatan di bawah permukaan pada sumur ini berbeda dengan sumur yang menggunakan ESP. Perbedaannya selain sumur ini tidak menggunakan pompa, yaitu sumur ini menggunakan packer sebagai alat penyekat antara tubing dan production casing. Fungsi packer ini adalah untuk mencegah adanya fluida yang masuk pada anulus. Sehingga fluida masuk pada tubing.
Untuk peralatan di bawah permukaan pada sumur ini berbeda dengan sumur yang menggunakan ESP. Perbedaannya selain sumur ini tidak menggunakan pompa, yaitu sumur ini menggunakan packer sebagai alat penyekat antara tubing dan production casing. Fungsi packer ini adalah untuk mencegah adanya fluida yang masuk pada anulus. Sehingga fluida masuk pada tubing.
Gambar. Sumur Natural Flowing
Artificial Lift
ESP(Electrical Submersible Pump)
Adalah pompa electric yang digunakan untuk mengangkat fluida ke permukaan (Artificial Lift) karena tekanan reservoir tidak dapat mengangkat fluida ke permukaan. ESP adalah pompa centrifugal yang disususn dalam satu poros secara memanjang di ujung tubing. Dimana susunan pompa terhubung langsung dengan motor penggerak. Motor gerak ini menggunakan tenaga listrik yang disuplai dari permukaan dengan kabel dan sumbernya diambil dari power plant lapangan. Dalam pengoperasiannya pompa terendam dalam fluida sumur pada suatu kedalaman (Pump Setting Depth) yang telah ditentukan. Unit pompa ini merupakan pompa bertingkat banyak (Multistages) yang terdiri dari Impeller, Diffuser, serta Shaft atau poros. Setiap stage terdiri dari satu impeller yang bergerak (Dynamic) dan satu diffuser yang bersifat diam (static). Ukuran dari stage menentukan banyaknya fluida yang dapat dipompakan, sedangkan jumlahnya akan menentukan total head capacity (daya angkat/corong). Stage umumnya terbuat dari metal m-resist atau ryton yang tahan terhadap karat, sedangkan shaft terbuat dari besi k-monel yang juga tahan karat dan sangat keras. Selain itu dalam rangkaian pompa dilengkapi dengan Pump, Gas Separator, Protector, Motor, Downhole Monitoring Tool (DMT) dan Power Cable.
Untuk memproduksikan sumur ESP secara optimum perlu adanya analisa terhadap pompa ESP terpasang, dimana nantinya harus disesuaikan dengan inflow reservoir sehingga didapatkan optimum pompa.
Untuk memproduksikan sumur ESP secara optimum perlu adanya analisa terhadap pompa ESP terpasang, dimana nantinya harus disesuaikan dengan inflow reservoir sehingga didapatkan optimum pompa.
Unit pompa ESP sendiri meliputi beberapa bagian sebagai berikut:
a. Pump
Pompa yang dipasang harus multistage centrifugal pump. Ukuran atau seri pompa tergantung besarnya diameter casing ESP, sedangkan rate atau kapasitas pompa tergantung besarnya produksi yang diinginkan. Pump, tersusun dari beberapa stages yang masing-masing stages terdapat satu impeller dan satu diffuser yang statis. Makin banyak stages maka makin besar tekanan dan rate yang didapat pompa.
Impeller dan diffuser dipasang pada pompa yang dibuat dari monel. Jumlah stage (tingkat) akan tergantung besarnya head yang harus diatasi pompa.
Pompa yang dipasang harus multistage centrifugal pump. Ukuran atau seri pompa tergantung besarnya diameter casing ESP, sedangkan rate atau kapasitas pompa tergantung besarnya produksi yang diinginkan. Pump, tersusun dari beberapa stages yang masing-masing stages terdapat satu impeller dan satu diffuser yang statis. Makin banyak stages maka makin besar tekanan dan rate yang didapat pompa.
Impeller dan diffuser dipasang pada pompa yang dibuat dari monel. Jumlah stage (tingkat) akan tergantung besarnya head yang harus diatasi pompa.
Gambar. Pump
b. Gas Separator
Gas separator dipasang di antara protector dan pompa, berfungsi sebagai pump intake dan pemisah antara gas dan cairan. Gas separator dipakai pada sumur yang mempunyai Gas Oil Ratio tinggi atau di atas 1000 cuft/bbl. Prinsip kerja alat ini ialah membawa aliran produksi dari lubang sumur kearah bawah, sehingga ada kesempatan gas untuk membebaskan diri.
Komponen utama :
• Coupling
• Shaft
• Fluid tube, sebagai sarana mengalirkan cairan yang sudah bebas dari gas.
• Pick up impeller, sebagai pendorong fluida yang masuk melalui intake ke pompa.
Gas separator dipasang di antara protector dan pompa, berfungsi sebagai pump intake dan pemisah antara gas dan cairan. Gas separator dipakai pada sumur yang mempunyai Gas Oil Ratio tinggi atau di atas 1000 cuft/bbl. Prinsip kerja alat ini ialah membawa aliran produksi dari lubang sumur kearah bawah, sehingga ada kesempatan gas untuk membebaskan diri.
Komponen utama :
• Coupling
• Shaft
• Fluid tube, sebagai sarana mengalirkan cairan yang sudah bebas dari gas.
• Pick up impeller, sebagai pendorong fluida yang masuk melalui intake ke pompa.
Gambar. Gas Separator
c. Protector
Protector merupakan suatu bagian yang menghubungkan motor dengan pompa. Fungsi dari protector adalah mengqualiser tekanan di dalam motor yang timbul sewaktu motor bekerja, dengan tekanan di luar motor.Protector dipasang di atas motor yang berfungsi sebagai penyekat untuk mencegah fluida sumur masuk ke dalam motor.
Fungsi lain dari protector adalah :
1.Menyimpan minyak motor dan minyak pompa
2.Mengijinkan terhadap pengembangan - pengerutan minyak motor dan minyak pelumas motor
3.Mencegah fluida sumur ke dalam motor atau ke rumah motor
4.Untuk keseimbangan tekanan dalam motor dengan tekanan luar yaitu tekanan fluida sumur pada kedalaman penenggelaman
Jika akan menyambung protector dengan motor dan pompa yang berbeda serinya maka digunakan housing adaptor.
Komponen utama :
• Coupling
• Shaft
• Elastomeric bag/Labyrinth chamber
• Shaft seal
• Dielectric oil
• Thrust bearing
d. Motor
Motor adalah alat untuk menggerakan pompa dengan cara mengubah electrical energy menjadi mechanical energy. Energi ini menggerakkan protector dan pompa melalui shaft yang terdapat pada setiap unit yang dihubungkan dengan coupling.
Gambar. Motor
e. Power Cable
Power cable gunanya untuk mengalirkan arus listrik dari switchboard ke
motor. Power Cable terdiri atas round cable, flat cable dan cable clamp.
Round Cable ialah kabel berpenampang bulat, yang terpasang pada
sepanjang rangkaian tubing sampai ke transformer. Flat Cable ialah kabel
berpenampang pipih yang terpasang sepanjang ujung pompa sampai motor,
kabel terbungkus oleh suatu pelindung yang terbuat dari baja (armor).
Kabel terbuat dari tembaga dengan rancangan yang disesuaikan dengan
kondisi sumur serta besar/kecil horse power(HP) dari motor.Komponen power cable :
• Armor, terbuat dari lapisan baja dan galvanize.
• Filler, terbuat dari pelat tipis dari kuningan(brass shim).
• Lead jacket, terbuat dari timah.
• Insulation, terbuat dari karet.
• Conductor, terbuat dari tembaga sebagai penghantar arus.
Gambar. Power Cable
f. Check Valve
Di atas pompa pada tubing dipasang check valve yang berguna untuk mencegah agar fluida dalam tubing tidak turun ke bawah saat ESP mati. Turunnya fluida akan memutar balik pompa dan merusak motor pompa. Check valve dipasang satu joint tubing diatas pompa dengan tujuan :
• Menjaga tubing selalu penuh oleh cairan.
Di atas pompa pada tubing dipasang check valve yang berguna untuk mencegah agar fluida dalam tubing tidak turun ke bawah saat ESP mati. Turunnya fluida akan memutar balik pompa dan merusak motor pompa. Check valve dipasang satu joint tubing diatas pompa dengan tujuan :
• Menjaga tubing selalu penuh oleh cairan.
• Mencegah turunnya cairan di tubing pada waktu pompa berhenti bekerja dan menahan partikel-partikel padat agar tidak mengendap dalam pompa(waktu pompa mati/shut down).
• Mengurangi lost time saat terjadi back spin motor
Gambar. Susunan ESP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar